Daftar Isi
Bahaya Bulu Kucing Bagi Manusia
Bahaya bulu kucing seringkali menjadi alasan banyak orang untuk tidak memelihara kucing di rumah. Walau banyak orang yang gemas dan suka terhadap hewan yang satu ini tetapi tidak sedikit pula yang merasa geli melihat bulunya. Bagi para pecinta kucing, membelai bulu kucing kesayangan menjadi suatu kebiasaan menyenangkan bahkan saking sayangnya seringkali mereka lupa membiasakan diri untuk mencuci tangan setelah melakukannya.
Padahal seringkali terdapat beberapa helai bulu kucing yang rontok saat membelainya, walaupun sudah memakaikannya sampo perawatan bagus dan mahal sekalipun. Dan bulu rontok inilah yang bisa membahayakan manusia.
Penyakit Akibat Bahaya Bulu Kucing Bagi Manusia
Walaupun banyak yang mengatakan bahwa sebenarnya penyakit yang diakibatkan oleh bulu kucing ini hanyalah mitos belaka, namun kenyataannya masyarakat terutama kaum wanita telanjur banyak yang mempercayai akan adanya bahaya bulu kucing bagi manusia wanita, terutama bagi wanita hamil.
Kepercayaan yang beredar dan paling sering kita dengar sejak lama adalah bahwa penyakit toksoplasma adalah salah salah satu penyakit yang sering dikait-kaitkan dengan bulu kucing.
Kabarnya penyakit ini seringkali menyerang kaum wanita terutama wanita hamil sehingga mereka mengalami keguguran, janin tumbuh tidak normal atau bahkan juga kemandulan.
Sejak itulah penyakit tokso diklaim sebagai akibat dari bahaya bulu kucing bagi ibu hamil.
Walau sebenarnya penyakit tokso bukanlah disebabkan oleh bulu kucing melainkan oleh kotorannya.
Selain itu, penyakit ini bukan hanya disebabkan oleh kucing saja tetapi juga bisa disebabkan oleh binatang lain, seperti kotoran unggas, kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah atau buah-buahan yang kurang bersih saat mencucinya atau juga diakibatkan oleh kegemaran mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah tercemar oleh parasit toksoplasma.
Penyebaran Parasit Toksoplasma
Lalu, bagaimanakah dengan kaum pria? Apakah bulu kucing hanya berbahaya bagi wanita? Adakah bahaya bulu kucing bagi manusia pria?
Tentu saja iya. Penyakit yang diakibatkan oleh parasit ini tidak mengenal gender. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja baik pria maupun wanita.
Karena pada dasarnya parasit ini menyerang manusia melalui empat cara, yaitu melalui makanan dan minuman yang dimakan tanpa dicuci bersih, daging mengandung tokso yang kurang matang saat dimasak, melalui plasenta bayi akibat ibu yang terinfeksi tokso, atau akibat transfusi darah dari pendonor yang penderita tokso.
Melalui keempat cara itulah parasit ini menyebar dan menular pada manusia. jadi yang sebenarnya adalah penyakit tokso bukanlah diakibatkan oleh bulu kucing tetapi faktor penyebab lainnya.
Bahkan melalui hasil penelitian, kucing sebenarnya adalah hewan yang bersih dan penyuka kebersihan. Terbukti dari kebiasaannya menjadi bulu di seluruh tubuhnya.
Bahkan menurut pendapat para ahli air liur kucing terbebas dari bakteri maupun kuman, asalkan kondisinya sedang dalam keadaan sehat.
Kalaupun ada penyakit yang diakibatkan oleh bulu kucing biasanya adalah gejala alergi akibat terlalu sensitif terhadap bulu tetapi bukan disebabkan oleh bulu kucing itu sendiri. Jadi bagi kamu yang suka kucing, kamu tidak perlu kuatir lagi.
Bayi Dan Balita Tidak Dianjurkan Berinteraksi Dengan Kucing
Jika memang penyakit tokso bukanlah diakibatkan oleh bulu kucing apakah berarti bulu kucing benar-benar aman bagi manusia, termasuk bagi anak-anak?
Ternyata, untuk kasus ini berbeda lagi loh. Bagi anak-anak, terutama bayi sangat tidak dianjurkan untuk berinteraksi terlalu lama dengan kucing tanpa pengawasan.
Karena bayi lebih rentan terhadap penyakit dan dikuatirkan saat bermain terdapat bulu kucing yang menempel di hidung atau bahkan sampai tertelan sehingga menimbulkan gejala alergi, sesak nafas dan asma.
Belum lagi jika terkena cakaran atau tempelan bakteri dari sisa kotorannya yang belum bersih, dan lainnya tentu akan ada mengkhawatirkan.
Dan kekhawatiran itulah yang membuat para orangtua waspada akan bahaya bulu kucing bagi bayi dan anak-anak. Kebiasaan bayi memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya akan menjadi sangat berbahaya bagi kesehatannya.
Oleh sebab itulah, sebisa mungkin jauhkan anak-anak terutama bayi dari semua hewan peliharaan termasuk kucing, cek secara rutin kesehatan dan kebersihan kucing, dan jangan pernah membiasakan hewan kesayangan tidur di tempat tidur kita terlebih lagi temapt tidur bayi.
Menyayangi hewan kesayangan bukan berarti bahwa kita bebas menyentuh dan memeluknya setiap saat tanpa memperhatikan kebersihan tubuh kita sendiri setelahnya karena bagaimana pun kita tidak pernah tahu apa yang menempel pada tubuh hewan kesayangan kita ini.
Bersikap waspada demi kesehatan keluarga adalah bijaksana dibandingkan menyesal di kemudian hari.
So, selalu utamakan menjaga kebersihan diri dan lingkunganmu ya.